Pengunjung Lampung Fest Belajar Ubah Limbah Kopi Jadi Biochar

INFOBDL --- Pengolahan limbah kopi menjadi biochar menjadi sorotan di Pavilion Kopi Lampung Fest 2025 saat dosen Politeknik Negeri Lampung, Sismita Sari, memaparkan manfaatnya kepada pengunjung pada Selasa, 18 November 2025. Edukasi ini memperlihatkan bahwa festival tersebut tak sekadar tempat menikmati seduhan barista, tetapi juga ruang memahami inovasi hijau dari industri kopi.

Sismita menjelaskan limbah kulit kopi di Lampung masih melimpah dan sebagian besar terbuang. Padahal, bahan tersebut dapat diolah menjadi biochar melalui proses pirolisis. “Ada banyak sekali limbah kulit kopi di Lampung. Walaupun sudah ada berbagai cara pengelolaan, tetap saja sebagian besar terbuang. Biochar ini salah satu yang paling berpotensi dimanfaatkan untuk mendukung ekonomi sirkular,” ujarnya.

Menurut dia, biochar memiliki struktur pori yang mampu menahan air, menyerap racun, menstabilkan pH tanah, serta menjadi habitat mikroorganisme yang penting bagi kesuburan. “Biochar bisa meningkatkan kapasitas tukar kation, juga menciptakan tempat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga lingkungan tanaman lebih sehat,” kata Sismita.

Lampung sebagai sentra kopi nasional masih menghadapi persoalan lahan marjinal dan tanah miskin nutrisi. Kandungan karbon biochar yang mencapai 60–90 persen dinilai dapat membantu memulihkan kondisi tanah sekaligus menjaga produktivitas kebun dalam jangka panjang.

Di berbagai daerah penghasil kopi, biochar mulai diperkenalkan sebagai strategi menjaga keberlanjutan perkebunan, terutama di tengah perubahan iklim. Para ahli mendorong agar pemanfaatannya masuk dalam kebijakan konservasi tanah. “Kami mendukung program pemerintah menuju zero waste. Bahkan limbah kopi pun bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ujar Sismita.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung, Bobby Irawan, menilai sesi edukasi ini membuat Lampung Fest tampil lebih relevan. Ia menyebut festival tidak hanya menjadi panggung musik, budaya, pameran pembangunan, dan kuliner, tetapi juga wahana belajar publik. “Lampung Fest menjadi ajang mempromosikan pariwisata, budaya, dan potensi ekonomi kreatif daerah. Edukasi tentang biochar menunjukkan industri kopi punya masa depan yang berkelanjutan,” katanya.

Talkshow tentang biochar ini merupakan bagian dari rangkaian edukasi yang digelar panitia Lampung Fest 2025 bersama Bank Indonesia Provinsi Lampung dan Politeknik Negeri Lampung. Sehari sebelumnya, dosen Polinela, Hafiz Luthfi, membahas budidaya kopi organik. Rangkaian acara akan ditutup pada Jumat, 21 November, lewat sesi hilirisasi kopi bersama Maryanti, dosen Pengelolaan Perkebunan Kopi Polinela. (*)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda